
Musim rilis keuangan kuartal II 2023 masih terus berlanjut. Beberapa emiten Group Salim telah menunjukan hasil kinerjanya hingga kuartal II 2023.
Diketahui terdapat 12 perusahaan milik Group Salim yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 12 emiten, sembilan telah melaporkan kinerja keuangan kuartal II 2023, sementara tiga lainnya belum merilis hasil kinerjanya yakni PT PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Berikut list kinerja emiten Group Salim hingga kuartal II 2023.
Dari sembilan emiten milik Group Salim yang telah melaporkan kinerjanya hingga kuartal II 2023, terpantau tiga mengalami penurunan kinerja, dan enam lainnya mencatat kenaikan kinerja secara laba.
Penurunan kinerja di isi oleh dua saham sektor minyak kelapa sawit (CPO) yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal II 2023 sebesar 77,46% menjadi Rp55 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp244 miliar. Penurunan laba LSIP didorong dari penurunan pendapatan sebesar 23,56% menjadi Rp980 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,28 triliun.
Begitu juga emiten sektor CPO milik Group Salim lainnya, PT PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal II 2023 sebesar 115,28% menjadi rugi Rp22 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya masih mencatatkan laba sebesar Rp144 miliar. Penurunan laba SIMP didorong dari penurunan pendapatan sebesar 11,78% menjadi Rp3,5 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4 triliun.
Melemahnya permintaan terhadap minyak kelapa sawit masih mendorong penurunan kinerja beberapa emiten di sektor CPO. Hak ekspor minyak kelapa sawit atau CPO dan tiga produk turunannya menumpuk hingga 9,9 juta ton per April 2023. Hal ini terjadi karena masih lesunya pasar CPO Global.
Volume ekspor bulan April pun merupakan terendah sejak Februari 2022 kecuali untuk Mei 2022 ketika terjadi larangan ekspor.
Berdasarkan tujuannya, ekspor ke China turun sebesar 315,3 ribu ton dari 647,7 ribu ton menjadi 332,4 ribu ton (48,7%), ke negara-negara Afrika (tidak termasuk Mesir) turun sebesar 143 ribu ton dari 302,8 menjadi 197,3 ribu ton (47,3%), ke India turun sebesar 99 ribu ton dari 252,1 menjadi 160,1 ribu ton (36,5%) dan ke USA turun dengan 59 ribu ton dari 198,4 menjadi 139,5 ribu ton (-29,7%).
Selain itu, imbas Undang Undang Anti Deforestasi, Uni Eropa memberlakukan kebijakan baru yaitu pengekspor harus memiliki sertifikat yang menyatakan produk mereka tak merusak lingkungan. Hal ini membuat ekspor produk Indonesia ke Eropa menjadi sulit, khususnya produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) lantaran dianggap merusak lingkungan.
Emiten Group Salim lainnya yang mencatatkan penurunan kinerja yakni PT Indoritel Makmur Tbk (DNET), yang merupakan perusahaan investasi yang fokus utamanya pada industri konsumen dan ritel di Indonesia. Pemegang saham pengendali perusahaan adalah PT Megah Eraraharja, yang dikendalikan oleh Grup Salim.
Laba DNET pada kuartal II 2023 turun sebesar 22,01% menjadi Rp248 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp318 miliar. Meski secara pendapatan meningkat 38,37% menjadi Rp339 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp245 miliar. Tingginya beban-beban usaha masih menggerus laba Perseroan.
Beralih ke emiten Group Salim lainnya yang mencatatkan kinerja yang ciamik. Kenaikan kinerja emiten Group Salim ditopang dari sektor consumer.
PT Indofood Sukses CBP Makmur Tbk (ICBP) sukses membukukan laba pada kuartal II 2023 menjadi Rp1,7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang justru mencatakan kerugian sebesar Rp11 miliar.
Secara pendapatan ICBP pada kuartal II 2023 justru mencatatkan penurunan penjualan sebesar 0,45% menjadi Rp15,3 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,4 triliun.
Meningkatnya pendapatan keuangan dan turunnya beban keuangan menopang laba ICBP hingga semester I 2023.
Beralih ke emiten consumer lainnya yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba pada kuartal II 2023 sebesar 216,21% menjadi Rp1,7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp543 miliar.
Kenaikan laba INDF sedikit ditopang dari peningkatakan pendapatan pada kuartal II 2023 sebesar 0,80% menjadi Rp25,5 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp25,3 triliun.
Sama halnya dengan ICBP, peningkatan laba dari INDF juga didorong kenaikan pada pendapatan keuangan dan turunnya beban keuangan yang menopang laba INDF hingga semester I 2023.
Bergeser ke saham Group Salim lainnya dari sektor otomotif yang berhasil mencatatkan kenaikan kinerja harga saham secara tahunan (ytd) hingga 104% yakni PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
Peningkatan laba juga terjadi pada IMAS di kuartal II 2023 dengan tumbuh sebesar 61,29% menjadi Rp150 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp93 miliar. Hal ini lantaran ditopang dari peningkatan pendapatan IMAS pada kuartal II 2023 sebesar 28,72% menjadi Rp7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,4 triliun.
Sektor otomotif lainnya milik Group Salim juga mencatatkan pertumbuhan laba yang cukup baik yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS). Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan laba pada kuartal II 2023 sebesar 25,64% menjadi Rp49 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp39 miliar.
Peningkatan pendapatan juga menopang kinerja IMJS. Pendapatan Perseroan pada kuartal II 2023 meningkat sebesar 6,89% menjadi Rp1,25 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,17 triliun.
Penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional tercatat sebanyak 502.536 unit pada Januari hingga Juni 2023, atau naik 8,01% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 465.257 unit.
Peningkatan penjualan mobil pun mendorong sektor otomotif yang menjual spare part hingga pendukung bagian kendaraan lainnya.
Beralih ke perbankan, bank milik Group Salim yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal II 2023 sebesar 24,44% menjadi Rp56 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp45 miliar. Kenaikan tersebut didorong dari peningkatan pendapatan pada kuartal II 2023 sebesar 53,48% menjadi Rp419 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp273 miliar.
Berdasarkan Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal II 2023 meningkat. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94,0%. Pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Investasi yang sedikit lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal III 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tetap terjaga tumbuh positif, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 86,3%.
Target pertumbuhan kredit perbankan Indonesia tahun 2023 berada di kisaran 10 hingga 12%.
Dan terakhir dari emiten sektor teknologi milik Group Salim yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga mencatatkan pertumbuhan laba pada kuartal II 2023 sebesar 53,16% menjadi Rp121 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79 miliar.
Kenaikan laba Perseroan, ditopang oleh peningkatan pendapatan pada kuartal II 2023 sebesar 30,86% menjadi Rp318 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp243 miliar.
Belum lama ini, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur (DISM) meresmikan pusat data kedua, H2-02, dan fasilitas kantor di Kampus Pusat Data H2 (H2) di Karawang, Jawa Barat, yang merupakan milestone terbaru dari akselerasi ekspansi DCI Platform. DISM, bagian dari Salim Group, adalah mitra resmi DCI Platform milik DCI.
https://twitter.com/CapitalBridgeId
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230807112545-17-460745/9-emiten-group-salim-cuan-luber-ada-yang-bagger