Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen kembali memberikan peringatan terkait situasi keuangan negara itu. Ia menyebut bahwa Negeri Paman Sam itu memiliki tenggat waktu hingga 1 Juni untuk menaikan plafon batas utang sebelum gagal bayar atau default terjadi.

Peringatan Yellen datang beberapa jam setelah Presiden Joe Biden menyampaikan penilaian suram tentang keadaan negosiasi dengan pihak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang dikuasai oposisinya, Partai Republik. Biden menyebut keengganan kubu itu untuk menaikan plafon utang bermotif politis.

“Saya menunjukkan dalam surat terakhir saya kepada Kongres bahwa kami berharap tidak dapat membayar semua tagihan kami pada awal Juni dan mungkin paling cepat 1 Juni,” kata Yellen saat wawancara di ‘Meet the Press’ NBC, Minggu, (21/5/2023)

Mencerminkan nada tegas, Yellen kembali berujar bahwa akan ada beberapa tagihan yang tidak terbayar, jika plafon utang tidak dinaikkan. Jika ini terjadi, hal tersebut akan menjadi sejarah pertama AS sejak 1789.

“Hal (sejarah) itulah yang mendasari sekuritas keuangan AS sebagai investasi teraman di planet ini. Dan itu bukan situasi yang dapat diterima bagi kami untuk tidak dapat membayar tagihan kita,” tegasnya.

“Harapan tulus saya adalah Kongres akan menaikkan plafon utang. Tidak akan ada hasil yang dapat diterima jika plafon utang tidak dinaikkan, terlepas dari keputusan apa yang kita buat,” tambah Yellen.

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Meski Yellen menyebut AS dalam ancaman, Perwakilan Republik Pennsylvania Brian Fitzpatrick mengatakan mungkin ada beberapa kelonggaran setelah batas waktu 1 Juni.

“Tanggal 1 Juni mungkin, menurut Sekretaris Yellen, tanggal sedini mungkin,” katanya, menambahkan bahwa “kami memiliki arus kas yang cukup” untuk “membayar bunga utang kami.”

“Kami akan mulai melihat penerimaan pajak negara datang pada minggu kedua bulan Juni, jadi saya pikir kami baik-baik saja untuk itu,” jelasnya.

Sementara itu, ancaman gagal bayar AS telah menambah kekhawatiran dunia, apalagi notabenenya Washington sebagai ekonomi terkuat di bumi. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa kegagalan pembayaran yang dilakukan AS akan dapat memicu dampak serius pada ekonomi global.

“Mengenai plafon utang, penting untuk diperhatikan bahwa diskusi di AS ini berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi ekonomi global. Dan penilaian kami adalah akan ada dampak yang sangat serius, tidak hanya untuk AS tetapi juga untuk ekonomi global jika terjadi gagal bayar utang AS,” ujar Direktur Komunikasi IMF, Julie Kozack.

 

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230522071244-4-439273/as-makin-berdarah-darah-yellen-teriak-bangkrut-1-juni

5 1 vote
Stock Rating