Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Selasa (4/7/2023), setelah pada perdagangan awal semester II-2023 kemarin ditutup cerah bergairah.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks ASX 200 Australia yang terpantau menghijau, yakni naik tipis 0,03%.

Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang ambles 1,07%, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,09%, Shanghai Composite China melemah 0,22%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,15%, dan KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,14%.

Investor sepertinya masih cenderung merespons negatif dari masih lesunya aktivitas manufaktur di China pada Juni 2023.

Kemarin, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Caixin periode Juni 2023 dirilis, di mana hasilnya menunjukkan ada pelandaian meski masih berada di zona ekspansi.

PMI manufaktur China versi Caixin pada Juni 2023 turun menjadi 50,5, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 50,9.

Namun, data PMI manufaktur China versi resmi (NBS) dan swasta (Caixin) cenderung berbeda. Versi NBS, PMI manufaktur masih berada di zona kontraksi dan angkanya cenderung naik pada Juni 2023, yakni menjadi 49, dari sebelumnya di angka 48,8.

Angka tersebut, dikombinasikan dengan survei resmi Jumat pekan lalu yang menunjukkan berlanjutnya penurunan aktivitas manufaktur, menambah bukti bahwa ekonomi China kehilangan momentum pada kuartal kedua karena permintaan melemah.

PMI yang lemah, yang dianggap sebagai indikator ekonomi utama, menunjukkan China masih berjuang untuk mempertahankan pemulihan pascapandemi Covid-19 yang terlihat awal tahun ini. Pemulihan terjadi di tengah penurunan properti yang mengakar, pengangguran kaum muda yang tinggi, dan tekanan deflasi.

Investor kini mengharapkan lebih banyak dukungan kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi China yang tertatih-tatih. Di sisi lain, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) kembali memangkas suku bunga pinjaman utama pada Juni lalu untuk menopang aktivitas ekonomi.

Sementara itu dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) akan mengumumkan hasil pertemuan terbarunya pada hari ini.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan RBA akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,35%, membawanya ke level tertinggi sejak Desember 2011.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah menguatnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,03%, S&P 500 menguat 0,12%, dan Nasdaq Composite berakhir bertambah 0,21%.

Kenaikan Nasdaq terjadi berkat lonjakan harga saham Tesla hingga 6% setelah produsen kendaraan listrik (EV) itu melaporkan angka pengiriman dan produksi yang mengalahkan ekspektasi analis. Saham EV lainnya, termasuk Rivian, Fisker dan Lucid, naik bersamaan.

Di lain sisi, data terbaru menunjukkan ekonomi AS yang tangguh meskipun tingkat yang lebih tinggi juga mengangkat sentimen investor, meredakan beberapa kekhawatiran di Wall Street akan penurunan yang telah lama ditunggu-tunggu.

Tailwind dari perspektif teknis mungkin berakhir, karena pesimisme secara umum memudar, tetapi ada indikasi yang berkembang bahwa peralihan dari teknis ke fundamental dimungkinkan, dengan data makro dan laba yang menggembirakan,” kata Mark Hackett, kepala penelitian investasi Nationwide di catatan pada Jumat, dikutip CNBC International, Senin (3/7).

Investor akan mempelajari data PMI Manufaktur ISM dan IMP Manufaktur Global S&P AS terbaru untuk periode Juni pada Senin pagi waktu setempat menjelang data pekerjaan yang ditunggu-tunggu pada Jumat mendatang.

Hari ini, pasar saham AS tutup pada pukul 1 siang waktu setempat, menjelang hari libur Empat Juli (Fourth of July holiday). Seiring dengan itu, pasar keuangan AS juga akan ditutup pada Selasa.

https://twitter.com/CapitalBridgeId

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230704083558-17-450977/investor-pantau-manufaktur-china-bursa-asia-dibuka-loyo

0 0 votes
Stock Rating