Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (15/5/23) dibuka menguat 0,27% menjadi 6725,85.

Pada pukul 09.03, IHSG masih bergerak di wilayah positif, menguat 0,13% ke level 6.716,49. Perdagangan menunjukkan terdapat 173 saham naik, 163 saham turun sementara 234 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 694 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 343 juta. Salah satu sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG hari ini adalah kondisi bursa saham AS (Wall Street) yang kembali masuk ke zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (12/5/2023) waktu setempat. Indeks Dow Jones melemah 0,03% di posisi 33.300,62, disusul S&P 500 0,16% di posisi 4.124,08, dan Nasdaq juga melemah 0,35% di posisi 12.284,74.

Menyusul data indeks harga konsumen, yang dirilis pada hari Rabu, investor menerima informasi harga grosir baru pada hari Kamis, dimana kenaikannya kurang dari yang diharapkan. Indeks harga produsen (PPI) menunjukkan bahwa harga grosir tumbuh hanya 0,2% dari di bulan April secara bulanan, setelah turun 0,4% di bulan Maret. Lebih rendah dari ekspektasi analis tentang kenaikan 0,3%.

Data Indeks harga produsen (PPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,2% sesuai dengan ekspektasi.

Secara tahunan, PPI hanya meningkat 2,3% di bulan April, turun dari PPI bulan Maret sebesar 2,7%. Ini juga merupakan hasil terendah sejak Januari 2021.

Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pengangguran mencapai 264.000 untuk pekan yang berakhir 6 Mei, naik 22.000 dari level yang tidak direvisi minggu sebelumnya di 242.000. Rata-rata pergerakan empat minggu adalah 245.250, meningkat 6.000 dari rata-rata yang tidak direvisi minggu sebelumnya di 239.250.

Dari dalam negeri, pada hari ini, Senin (15/5/2023) akan ada rilis neraca perdagangan periode April 2023.

Neraca perdagangan Indonesia dinilai masih akan mengalami surplus pada April 2023. Beberapa ekonom memprediksi surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,34 miliar pada April 2023, dibandingkan Maret 2023 yang sebesar US$ 2,91 miliar.

Surplus terus berlanjut meskipun kinerja perdagangan cenderung berkurang. Ekspor dan impor diperkirakan akan mencatat kontraksi di tengah libur Lebaran lalu.

Menurut beberapa ekonom untuk impor diperkirakan akan berkontraksi sebesar -7,50% (yoy) untuk periode April 2023, dibandingkan Maret 2023 sebesar -6,26% yoy, di tengah libur Lebaran yang mempengaruhi kegiatan produksi dan investasi domestik. Aktivitas terkait investasi juga kemungkinan melambat di tengah penurunan harga komoditas dan suku bunga tinggi di beberapa negara.

 

 

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230515091010-17-437273/patahkan-prediksi-ihsg-dibuka-ngegas

5 1 vote
Stock Rating