Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham per Mei 2023 melemah 4,08% ke level 6.633,26 dibandingkan April 2023 6.915,72 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp 1,67 triliun yang juga turun dibandingkan April 2023 yang sebesar Rp 12,29 triliun.
Sementara periode Januari hingga Mei 2023 juga tercatat melemah sebesar 3,17% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 20,58 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya volatilitas di pasar keuangan akibat sentimen negatif global.
“Pelemahan IHSG didorong pelemahan saham di sektor energi dan basic materials yang sejalan dengan perkembangan harga komoditas,” ujarmya dalam konferensi pers secara virtual, dikutip Rabu (7/6).
Sementara di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI per Mei 2023 menguat 1,91% dibandingkan April 2023 dan naik 5,46% dari periode Januari hingga Mei 2023. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 307,32 miliar (month to date/mtd) atau Rp 695,66 miliar (year to date/ytd).
Pasar SBN masih melanjutkan tren positif dan membukukan dana masuk investor asing. Per 29 Mei 2023, non-resident mencatatkan inflow Rp 7,29 triliun (mtd). Sementara dari periode Januari hingga Mei 2023, yield SBN turun rata-rata sebesar 40,51 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp 67,79 triliun.
“Mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 17,70 bps (mtd) di seluruh tenor,” imbuhnya.
Di industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) tercatat sebesar Rp 504,69 triliun atau naik 1,55% (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp6,66 triliun (mtd). Pada periode Januari hingga Mei 2023, NAB menurun 0,03% dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 2,64 triliun.
Inarno menyebut, penghimpunan dana di pasar modal di Mei masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 102,10 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 35 emiten. Di pipeline, masih terdapat 117 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 139,29 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 63 perusahaan.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20230607072248-17-443647/perhatian-investor-ojk-ungkap-alasan-pasar-saham-ri-loyo