Foto: PLT Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. (CNBC Indonesia)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total investasi untuk pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) telah tembus US$ 39 miliar atau Rp 590,73 triliun. Angka tersebut dihitung dari total kapasitas pembangkit EBT yang sudah terbangun hingga sampai saat ini.

Plt Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan biaya atau investasi untuk pembangunan pembangkit EBT mencapai US$ 3 juta per megawatt (MW). Artinya, apabila total kapasitas pembangkit EBT yang terbangun saat ini mencapai 13.000 MW, maka nilai investasi yang telah dikeluarkan yakni sebesar Rp 590,73 triliun.

“Jadi kalau investasi berapa ya kita kali aja 13 GW dikali misal angkanya kalau 1 MW itu US$ 3 juta kira-kira investasi yang sudah terjadi untuk yang terkait dengan EBT ya itu,” kata Dadan dalam acara Economic Update 2023, CNBC Indonesia, Selasa (11/7/2023)

Dadan menyadari total kapasitas pembangkit EBT yang terbangun terbilang masih cukup kecil. Pasalnya, dari sisi potensi penggunaan EBT untuk pembangkit listrik baru sekitar 13%.

“Tapi kan namanya kita lagi membangun kan ya kita ini ingin memastikan bahwa penyediaan energi ini bisa men-support terkait dengan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Di samping itu, menurut Dadan harga pembangkit energi terbarukan setiap tahunnya semakin murah dan kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari 5-10 tahun ke belakang yang harganya masih terbilang cukup mahal.

“Sekarang angkanya sudah turun sekitar 70% dulu kontrak itu angkanya US$ 20-25 sen sekarang angkanya US$ 5 sen. Jadi kalau ditanya seberapa besar sih sekarang perkembangannya ya kita sekarang di angka 13%. Kecil.

Kita ingin naik ke 23% di tahun 2025. Jadi dari sisi itu investasi terus jalan,” katanya.

https://twitter.com/CapitalBridgeId

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230711142619-4-453249/punya-energi-baru-ri-sudah-kocek-rp-59073-triliun

0 0 votes
Stock Rating