PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kenaikan kinerja sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per September 2023 melonjak 10% menjadi Rp25,7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp23,3 triliun. Angka ini setelah penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina.

Namun, laba bersih Grup, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina, mencapai Rp26,1 triliun, 17% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama divisi otomotif dan jasa keuangan.

Peningkatan laba bersih per September 2023, ditopang dari lonjakan penjualan sebesar 9% menjadi Rp240,9 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp221,3 triliun.

Kontribusi penjualan Perseroan paling besar otomotif dan alat berat, penambangan, konstruksi dan energi.

Dari kegiatan bisnis, terdapat laba bersih Grup berdasarkan divisi bisnis pada sembilan bulan pertama tahun 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dimuat dalam table di bawah:

Dari segmen otomotif, laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 35% menjadi Rp9,2 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan.

Penjualan mobil nasional pada sembilan bulan pertama tahun 2023 relatif stabil, yaitu 755.000 unit (sumber: Gaikindo). Penjualan mobil Astra meningkat 2% menjadi 421.000 unit, dengan pangsa pasar yang meningkat dari 55% menjadi 56%. Selama periode tersebut, enam belas model baru dan delapan model revamped telah diluncurkan, termasuk satu model battery electric (“BEV”), Lexus RZ, serta dua model hybrid electric (“HEV”), Toyota Yaris Cross dan Toyota Alphard. Saat ini, Grup menjual enam model BEV dan tiga belas model HEV di Indonesia di bawah merek Toyota, Lexus dan BMW.

Penjualan sepeda motor secara nasional tumbuh 31% menjadi 4,7 juta unit pada sembilan bulan pertama tahun 2023 (sumber: Kementerian Perindustrian). Penjualan Astra atas sepeda motor Honda meningkat 39% menjadi 3,7 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana pada saat itu terdapat kendala produksi akibat masalah ketersediaan semikonduktor yang berdampak pada bisnis. Hal tersebut juga terlihat dari pangsa pasar yang meningkat dari 74% menjadi 79%. Selama periode ini, tiga model baru dan sembilan model revamped telah diluncurkan, termasuk satu model BEV, EM1e.

Dari segmen jasa keuangan, laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 33% menjadi Rp5,9 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2023, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.

Nilai pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen Grup mengalami peningkatan sebesar 20% menjadi Rp89,0 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 28% menjadi Rp1,7 triliun, sementara kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor PT Federal International Finance juga meningkat sebesar 31% menjadi Rp3,0 triliun. Peningkatan-peningkatan ini terutama karena jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.

Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat 3% menjadi Rp8,4 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat sebesar 89% menjadi Rp134 miliar, terutama karena jumlah pembiayaan yang lebih besar.

Perusahaan asuransi umum Grup, PT Asuransi Astra Buana, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp1,0 triliun, mencerminkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 7% menjadi Rp4,4 triliun.

Lanjut dari segmen alat berat, penambangan, konstruksi dan energi, laba bersih divisi menurun 1% menjadi Rp9,4 triliun per September 2023, terutama disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batu bara dan emas.

PT United Tractors Tbk (“UT”), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun. Kemudian, penjualan alat berat Komatsu menurun 4% menjadi 4.400 unit, namun pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan meningkat.

Adapula, PT Pamapersada Nusantara, perusahaan kontraktor penambangan, mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 23% menjadi 853 juta bank cubic metres dan produksi batu bara meningkat 16% menjadi 96 juta ton.

Selanjutnya, anak perusahaan UT di bidang pertambangan mencatatkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 8,5 juta ton, termasuk penjualan 1,8 juta ton metallurgical coal, namun pendapatan turun 2% disebabkan oleh harga batu bara yang lebih rendah.

Lalu ada PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 32% menjadi 147.000 ons.

Dan PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 87,7% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan rugi bersih yang lebih rendah menjadi Rp151 miliar dibandingkan dengan rugi bersih Rp227 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2022.

Dari segmen agribisnis, menurun 34% per September 2023 menjadi Rp638 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang lebih rendah.

Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, turun sebesar 34% menjadi Rp801 miliar. Volume penjualan CPO dan produk turunannya meningkat 18% menjadi 1,3 juta ton. Harga CPO menurun 16% menjadi Rp11.153 /kg.

Kemudian dari segmen insfrastruktur dan logistik, mencatatkan peningkatan sebesar 98% menjadi Rp766 miliar per September 2023, disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol, solusi transportasi dan logistik.

Grup mempunyai kepemilikan saham di 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan harian dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 6% sepanjang periode ini.

Laba bersih PT Serasi Autoraya meningkat sebesar 28% menjadi Rp152 miliar, terutama karena marjin operasi yang lebih tinggi dan peningkatan 2% pada kontrak sewa kendaraan menjadi 25.400 unit, yang lebih dari cukup untuk mengimbangi penurunan laba bersih dari bisnis mobil bekas.

Lanjut konstribusi dari segmen teknologi informasi, divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 96% menjadi Rp96 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha dan pendapatan.

Dan terakhir dari segmen properti, divisi Properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 5% menjadi Rp114 miliar, terutama karena meningkatnya unit di Arumaya Residence yang diserahkan dan tingkat hunian di Menara Astra.

Pendapatan dan Laba Bersih 5 Tahun Terakhir

Secara sektoral Price Earning Ratio (PER) ASII masih murah dengan PER dibawah rata-rata industrinya. Dalam mencatatkan margin atau Gross Profit Margin (GPM) dan laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) juga sudah cukup baik.

Return On Equity (ROE) dengan angka yang tinggi dari rata-rata industrinya, sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih cukup efisien.

Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) berada diatas rata-rata industrinya, sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih cukup baik.

Perseroan juga memiliki likuiditas yang cukup tinggi diatas 100%, sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar dapat dikatakan sehat.

Sayangnya Perseroan mencatatkan DER diatas 100%. Hal ini berarti total hutang Perseroan jauh lebih besar dibandingkan total modalnya. Total hutang Perseroan per September 2023 sebesar Rp204 triliun, sedangkan total modalnya per September 2023 sebesar 190,8 triliun. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modal kurang sehat.

Aksi Korporasi Terbaru

Pada bulan Agustus, Grup melalui UT, menandatangani perjanjian untuk mengambil bagian atas 40,476% saham baru yang dikeluarkan oleh PT Supreme Energy Sriwijaya (“SES”) dengan total nilai transaksi sebesar USD42,3 juta. SES memiliki 25,2% saham PT Supreme Energy Rantau Dedap, yang merupakan pemegang izin pengusahaan panas bumi dengan kapasitas 2 x 49 MW, yang telah beroperasi di Sumatera Selatan. Penyelesaian transaksi masih bergantung pada dipenuhinya persyaratan pendahuluan tertentu.

Kemudian pada bulan September, Grup melalui UT, menyelesaikan transaksi pengambilan 19,99% saham di Nickel Industries Limited (“NIC”) dengan total nilai transaksi sebesar AUD942.7 juta. NIC, perusahaan yang tercatat pada Australian Securities Exchange, merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama berlokasi di Indonesia.

Prospek Bisnis

Kinerja Grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 cukup baik, mencerminkan pemulihan paska pandemi yang terus berlanjut. Perseroan optimis dapat tetap resilient di tengah ketidakpastian perekonomian global dan membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun dengan pertumbuhan yang moderat pada kuartal terakhir.

Perseroan juga akan terus akan mengembangkan motor listrik. Perseroan menyiapkan ekosistem baterainya termasuk swapable dan direct charging untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Perseroan juga berekspansi di segmen mobil bekas di mana pihaknya telah membentuk platform mobil bekas bernama Mobbi. Astra Digital Mobil memiliki platform jual-beli mobil bekas bernama Mobbi yang diluncurkan pada 2022. Platform ini dilengkapi oleh berbagai layanan seperti inspeksi mobil, perkiraan harga mobil bekas, pengajuan pembelian secara kredit dari lembaga keuangan, dan asuransi yang terintegrasi dalam ekosistem Grup Astra. Hingga akhir 2022, aplikasi Mobbi telah memiliki sekitar 8,12 juta pengguna.

https://twitter.com/CapitalBridgeId

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/research/20231102132711-128-485807/segmen-bisnis-alat-berat-turun-asii-masih-cetak-laba-10

0 0 votes
Stock Rating