Rupiah semakin tak berdaya melawan keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin mendekati level Rp 16.000 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (9/10), rupiah spot ditutup di level Rp 15.692 per dolar AS. Ini membuat rupiah spot melemah 0,5% dibanding penutupan Jumat (6/10) di Rp 15.613 per dolar AS. 

Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni, mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah bisa membawa keuntungan bagi sejumlah emiten.

Misalkan, emiten yang berbasis ekspor seperti perusahaan komoditas seharusnya bisa diuntungkan. Sebab, pendapatan emiten berbasis komoditas hampir seluruhnya dalam denominasi dolar AS, sedangkan sebagian biaya dibayarkan dalam bentuk rupiah.

“Sehingga, pada saat mata uang rupiah mengalami pelemahan, akan berpotensi meningkatkan operating profit mereka secara mata uang (currency),” kata Agung kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).

Emiten-emiten berbasis komoditas tersebut misalnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Agung melanjutkan, emiten lain yang mungkin dapat diuntungkan dari tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS di antaranya perusahaan dari sektor perkebunan sawit atau crude palm oil (CPO) seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

https://twitter.com/CapitalBridgeId

Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/sejumlah-emiten-ini-diproyeksi-meraup-cuan-dari-pelemahan-rupiah

0 0 votes
Stock Rating