Perusahaan semen milik BUMN yakni PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) berhasil mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang semester I 2023. Emiten yang 51,20% di kuasai oleh Pemerintah ini berhasil mencatat kenaikan laba bersih sebesar 3,11% hingga Juni 2023.

Kenaikan laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan. Meskipun peningkatan pendapatan tersebut bukan didorong oleh segmen penjualan semen. Pasar semen di Indonesia saat ini sedang dilanda kelebihan pasokan semen hingga 120 juta ton per tahun dengan permintaan hanya mencapai 60 juta sampai 65 juta ton per tahun. Selain itu, Perseroan juga mengalami adanya persaingan harga untuk produk semen.

Namun Perseroan telah menyiapkan beberapa strategi untuk mendongkrak penjualan di tahun 2023 dengan memperkuat pangsa pasar domestik dan mancanegara.

Secara kinerja keseluruhan SMGR masih unggul dibandingkan para kompetitornya. Investor juga bisa melirik secara detail pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan sepanjang semester I 2023.

Kinerja Keuangan

Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan per 30 Juni 2023 naik sebesar 3,11% menjadi Rp866,2 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp840,1 miliar.

Peningkatan laba didorong dari peningkatan pendapatan Perseroan per 30 Juni 2023 sebesar 1,98% menjadi Rp17 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,7 triliun.

Investor dapat melihat rincian segmen apa saja yang berkontribusi pada pendapatan Perseroan.

Peningkatan pendapatan Perseroan pada semester I 2023 ditopang dari penjualan terhadap pihak ketiga dari segmen terak, beton jadi dan siap pakai, bahan bangunan non-semen, persewaan tanah dan pendapatan lain-lain.

Penjualan terhadap semen baik ke pihak berelasi dan pihak ketiga mengalami penurunan karena pasar semen di Indonesia saat ini sedang dilanda kelebihan pasokan semen hingga 120 juta ton per tahun dengan permintaan hanya mencapai 60 juta sampai 65 juta ton per tahun. Selain itu, Perseroan juga mengalami adanya persaingan harga untuk produk semen.

Kemudian, terdapat penurunan hutang per 30 Juni 2023.

Total hutang Perseroan per 30 Juni 2023 turun 7,41% menjadi Rp30,8 triliun, dibandingkan periode 31 Desember 2022 sebesar Rp33,27 triliun. Penurunan hutang Perseroan ditopang turunnya hutang jangka panjang yang berasal dari berkurangnya pinjaman bank dan utang obligasi yang cukup signifikan.

Rata-rata Price Earning Ratio (PER) di industri semen berada di angka 26. Sehingga PER SMGR saat ini sudah berada di rata-rata industrinya, belum terbilang mahal atau overvalued.

Dalam menghasilkan margin Perseroan sudah cukup baik dengan 25,93% untuk industri semen. Angka ini adalah selisih dari pendapatan dengan beban pokok pendapatan.

Net Profit Margin (NPM) Perseroan berada di angka yang baik di 5,09%. Sehingga dalam memaksimalkan profit sudah cukup baik.

Return On Equity (ROE) Perseroan per semester I 2023 berada di angka 4,14%. Angka ini sudah berada di atas rata-rata industrinya, sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih sudah sangat baik.

Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) Perseroan per semester I 2023 berada di angka 2,18%. Angka ini sudah berada di atas rata-rata industrinya, sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih sudah sangat baik.

Debt to Equity (DER) Perseroan juga nampak sehat dengan angka di bawah 100%. Hal ini berarti total modalnya jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Total modal yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan per 30 Juni 2023 sebesar Rp41,8 triliun, sedangkan total hutang perseroan per 30 Juni 2023 sebesar Rp30,8 triliun. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modalnya sangat baik.

Namun Current Ratio (CR) Perseroan berada di likuiditas rendah dengan CR 31,05%. Sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar dianggap kurang sehat.

Rata-rata PER di industri semen berada di angka 26. Sehingga SMGR masih masuk dalam harga kewajaran secara sektoral, sedangkan para kompetitornya sudah dapat dibilang overvalued atau mahal secara sektoral.

Dalam menghasilkan laba bersih SMGR, INTP dan CMNT cukup baik dengan NPM di atas 5%. Sedangkan untuk SMBR dan SMCB masih belum cukup maksimal dalam memaksimalkan profit dengan NPM di bawah 5%.

Bisnis

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) bergerak di industri semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kepemilikan saham SMGR 51,20% dipegang oleh Pemerintah RI dan 48,80% di pegang oleh masyarakat.

Pabrik semen Perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan dan Quang Ninh di Vietnam. Produk Grup dipasarkan di dalam negeri dan internasional.

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk menyediakan:
– Semen Kantong
– Semen Curah
– Beton
– Mortar
– Precast
– Bahan Material Lainnya
– Jasa Konstruksi dan Manufaktur

Prospek Bisnis

SMGR fokus mengoptimalkan utilisasi fasilitas produksi. Optimalisasi juga dilakukan dalam aspek distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia pada lokasi yang strategis dan didukung fasilitas pelabuhan.

Peningkatan utilisasi akan dilakukan melalui penguatan pasar domestik maupun peningkatan penjualan ekspor. SMGR saat ini tengah membidik pasar ekspor ke Amerika hingga Afrika Selatan. Hal ini sebagai optimalisasi kegiatan penjualan dari seluruh jejak produksi yang ada dalam portofolio SMGR. Perseroan pun telah melakukan ekspor ke Vietnam, Bangladesh, hingga China.

Namun, fokus utama SMGR tetap pada pemenuhan pasar domestik dengan porsi mayoritas. Pasar domestik Perseroan pada tahun 2022 dominan berada di Indonesia Timur. Kemudian SMGR juga memiliki pangsa pasar di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi sehingga dapat mencakupi mayoritas pasar domestik.

Langkah ini didukung dengan belanja modal yang akan difokuskan untuk menjaga kapabilitas operasi, pengembangan kapasitas pelabuhan untuk meningkatkan kapabilitas ekspor, serta proyek-proyek ESG.

SMGR juga terus mendukung penyelesaian proyek infrastruktur pemerintah, termasuk proyek Ibu Kota Negara (IKN).

Kemudian, SMGR menerapkan inisiatif strategis untuk mengamankan penjualan dan pendapatan. Sembari mendorong efisiensi melalui operational excellence, optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan utang.

Layak Koleksi Atau Tidak?

SMGR mendukung dan berkontribusi pada pembangunan IKN, hal ini dapat mendongkrak penjualan semen Perseroan. Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi pada kuartal II 2023 sebesar 5,17% secara tahunan (yoy). Hal ini membuktikan ekonomi Indonesia masih terus dalam keadaan baik dan bertumbuh. BCI Central pun memprediksi pertumbuhan sektor ekonomi kontruksi pada tahun 2023 akan naik 5 hingga 6%. Hal ini akan berdampak pada peningkatan permintaan semen yang tentunya dapat mendongkrak kinerja Perseroan.

Secara valuasi, PER SGMR saat ini masih lebih murah dibandingkan para kompetitornya. Meskipun pasar semen di Indonesia saat ini sedang dilanda kelebihan pasokan dan turunnya permintaan, namun Perseroan masih mampu mencatatkan kenaikan kinerja sepanjang semester I 2023.

https://twitter.com/CapitalBridgeId

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/research/20230810090405-128-461711/semen-indonesia–smgr–keruk-cuan-di-ikn-layak-koleksi

0 0 votes
Stock Rating