
Eksportir berbondong-bondong simpan uang di Negeri Jiran, Singapura, bukan menjadi hal yang mengherankan lagi. Hal ini telah menjadi rahasia umum.
Pasalnya, Negeri Singa ini menawarkan tidak hanya suku bunga simpanan dolar AS yang tinggi, yakni tiga kali lipat dari suku bunga deposito valas di bank-bank Indonesia, tetapi juga bebas pajak apabila ingin beli aset investasi di Indonesia via lembaga keuangan Singapura.
Sementara itu, di negeri sendiri, eksportir menyimpan DHE di dalam perbankan Indonesia hanya memperoleh sekiranya sepertiga bunga deposito valas dari Singapura, dan dikenai pajak pendapatan bunga bila ingin beli aset keuangan seperti obligasi. Tak pelak, Singapura pun menjadi surga eksportir.
CNBC Indonesia Intelligence Unit (CIIU) pun menemukan data yang cukup mengejutkan. Data ini merupakan data Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik yang diolah CIIU.
Dari data tersebut, CIIU memperkirakan setiap tahunnya ada sekitar Rp2.478 triliun atau US$ 167 miliar Dana Hasil Ekspor (DHE) dari eksportir asal Indonesia disembunyikan atau disimpan di sistem perbankan Singapura.
Nilai itu diperoleh dari rerata nilai ekspor Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2022, dikurangi dengan estimasi jumlah dolar AS milik eksportir yang dikonversi ke rupiah.
Menurut sumber CIIU di Bank Indonesia yang mengerti betul statistik arus uang masuk-keluar, jumlah DHE yang dikonversi oleh eksportir-eksportir Indonesia itu tak lebih dari kisaran 10-15% dari perolehan penjualan ekspor mereka.
“Yang saya ingat per bulan eksportir kalau jual enggak sampai US$ 1 miliar,” ungkap sumber itu. “Estimasi sekitar 10% sampai dengan 15% dari DHE yang dikonversi ke rupiah, artinya yang betul-betul menjadi “effective supply” di pasar. Sisanya disimpan di perbankan Singapura,” ungkap sumber yang mengetahui kondisi ini.
Di sisi lain, BI mencatat, Singapura masih menjadi negara nomor satu pemberi utang terbesar ke Indonesia, dengan nilai mencapai US$ 57,64 miliar atau setara Rp 864,60 triliun per Mei 2023. Utang ini susut 0,08% dari sebelumnya US$ 57,69 miliar pada April 2023.
Posisi Singapura ini belum tergantikan, bahkan oleh Amerika Serikat, Jepang dan China, yang juga merupakan pemberi utang utama bagi RI.
Tak hanya utang, Singapura menjadi hub investor asing yang ingin menanam uang di Indonesia. Hal ini diakui oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Dia mengungkapkan penyebab banyak negara-negara yang berinvestasi ke Indonesia melalui penghubung (hub) seperti Singapura.
Alhasil, Singapura menjadi negara asal penanaman modal asing nomor wahid di Indonesia. Singapura adalah investor nomor satu di Indonesia sejak 2019 dengan nilai investasi terakhir pada 2022 mencapai US$ 13,28 miliar
“Sampai dengan kuartal pertama 2023, Singapura masih nomor pertama. Singapura, kemudian nomor dua Hong Kong, nomor tiga China,” katanya dalam rapat kerja di DPR RI beberapa waktu lalu, dikutip dari Detik, Selasa (18/7/2023).
Namun, besaran investasi tersebut, tidak berasal sepenuhnya dari Singapura. Bahlil menilai sebagian dana investor ini mampir dulu ke Singapura, lalu masuk ke Indonesia. Bahkan sebagian dari mereka adalah pengusaha nasional.
Bahlil mengungkapkan alasan Singapura dijadikan hub karena pusat keuangan Indonesia tak sebaik negara tetangga itu.
“Saya cek apa sih sampai taruh di Singapura? Saya mencari terus jalannya. Ternyata kita financial centre kita belum sebaik Lagoon dan Singapura,” kata Bahlil.
https://twitter.com/CapitalBridgeId
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230718075329-4-455202/singapura-simpan-rp2478-t-devisa-ri-tapi-utang-jalan-terus